LIVEMotoGP.com — MotoGP Jerman 2023 yang dilangsungkan di Sachsenring sepanjang akhir pekan kemarin menjadi salah satu episode terburuk lainnya bagi Marc Marquez.
Setelah berjibaku menjinakkan RC213V sejak hari pertama, the Baby Alien memutuskan mundur dari balapan utama.
Mundurnya Marquez membuat Repsol Honda tidak memiliki pasukan sama sekali setelah sebelumnya Joan Mir masih harus menepi dari lintasan.
Kondisi tersebut tak ubahnya mimpi buruk bagi Honda dan Marquez yang notabene menjadi penguasa lintasan sepanjang 3,6 kilometer itu.
Peraih delapan gelar juara dunia tersebut sebelumnya sangat dominan di Sachsenring sejak naik ke kelas utama pada 2013 lalu.
Marquez berhasil menorehkan delapan kemenangan beruntun sejak musim pertamanya di kelas utama dan raihan itu baru terhenti pada MotoGP 2022.
Pada kesempatan kali ini, situasi sangat berbeda dirasakan Marquez di mana dia seolah tidak memiliki harapan sejak hari pertama.
Rentetan kecelakaan harus dialami Marquez guna menemukan potensi terbaiknya ketika melaju di atas kuda besinya.
Puncak frustrasi terlihat tatkala rider asal Spanyol tersebut tak segan melayangkan jari tengah di dashcam motornya saat sesi FP2.
Ungkapan kekesalahan itu dilontarkan Marquez setelah dia hampir mengalami highside crash ketika melaju di tikungan 11.
Kecelakaan pada sesi pemanasan mengubah segalanya, pembalap berusia 30 tahun tersebut langsung memutuskan mundur dan melewatkan balapan utama.
Padahal, Marquez sendiri menempati posisi start yang strategis dengan berada di urutan ketujuh.
Berbagai kendala dan perjuangan yang ditunjukkan Marquez pada MotoGP Jerman 2023 kemarin turut mengundang perhatian Carlo Pernat.
Baca juga:
Tonton Full Race MotoGP 2023
Tonton juga:
Live Streaming MotoGP 2023
Tonton juga:
Live Streaming WSBK
Pengamat MotoGP kondang asal Italia tersebut menilai bahwa Marquez mungkin sudah menyerah dengan kinerja di tim pabrikan asal Tokyo, Jepang itu.
Di mata Pernat, keputusan Marquez mundur dari balapan utama telah mempertegas segalanya bahwa dia telah menyerah dengan segala kondisi yang ada.
Selain itu, langkah mundur tersebut juga memperlihatkan mentalitas yang tidak biasa dari seorang Marquez.
Pemilik nomor 93 itu sebelumnya dikenal sebagai pembalap yang ngeyel, pantang menyerah dan berani mengambil risiko.
"Drama total adalah Honda dengan Marquez," ucap Carlo Pernat, dilansir dari Motosan.
"Yang mungkin telah memahami bahwa dia tidak bisa bernyanyi dan membawa salib dan mungkin telah memutuskan untuk menyerah, " kata Pernat.
"Dia tidak membalap pada hari Minggu dan itu tidak seperti dia yang biasanya," tuturnya dengan tegas.
Lebih lanjut, Pernat menilai Marquez lebih memilih untuk fokus dalam mengembangkan kuda besinya alih-alih tampil ngoyo usai mengalami rentetan crash.
"Dia mungkin sudah memutuskan untuk mengembangkan motornya dan tidak ingin melampaui 100 persen," kata Pernat.
"Karena dia sendiri telah mengalami terlalu banyak kecelakaan yang mempertaruhkan karier balapannya."
Apa yang dialami Honda pada akhir pekan kemarin merupakan momen terburuk yang pernah disaksikan oleh Pernat di pentas MotoGP.
Bagaimana tidak? Tim berlogo sayap tunggal itu hanya memiliki satu rider yang tampil di grid dari total empat pembalap.
Takaaki Nakagami yang mengaspal di tim satelit Honda (LCR Honda) menjadi satu-satunya harapan.
"Situasi yang sangat buruk, kami pikir pada hari Minggu posisi pertama untuk Honda milik Nakagami, yang lain bahkan tidak membalap," tegas Pernat.
"Situasi Honda ini belum pernah saya lihat dalam karier saya dan ini sangat disayangkan."
"Dua pabrikan Jepang (Yamaha dan Honda) berada dalam kondisi yang sangat buruk," tutur Carlo Pernat.