LIVEMotoGP.com — MotoGP 2023, Manajer Repsol Honda, Alberto Puig menjelaskan dua faktor penentu menurunya performa motor Honda di MotoGP.
Pertama karena pandemi dan kedua karena cedera parah lengan kanan pembalap andalan mereka, Marc Marquez.
Pandemi membuat pekerjaan orang-orang Honda terhambat karena perjalanan Eropa dan Jepang dibatasi.
Sementara Marquez yang lama sembuh juga turut memperburuk situasai.
Hingga sekarang, Honda belum mampu bangkit karena serangkaian masalah yang membenamkan pabrikan yang dulunya selalu mendominasi.
“Menurut saya, jika Anda melihat kembali pada tahun 2020, kami mengalami Covid dan kami mengalami cedera Marc. Dan sejak saat itu langsung anjlok,” kata Puig dilansir dari Crash.net.
Cedera lengan Marquez semakin parah, sebagian disebabkan oleh upaya comeback lebih awal sebelum benar-benar sembuh, membuatnya absen hingga seri ketiga musim berikutnya, pembatasan perjalanan akibat Covid mengganggu proses pengembangan HRC.
Tentu saja, pabrikan Eropa juga terpengaruh oleh praktik WFH dan pandemi ini memakan korban manusia yang jauh lebih besar di Italia daripada Jepang.
Namun, Jepang jelas menghadapi rintangan geografis yang lebih besar selama musim 2020 dan 2021 ketika MotoGP sebagian besar hanya berlansung di Eropa.
Baca juga:
Tonton Full Race MotoGP 2023
Tonton juga:
Live Streaming MotoGP 2023
Tonton juga:
Live Streaming WSBK
Meski demikian, rival Honda mengatasinya dengan baik, Suzuki menjadi juara MotoGP pada 2020 (bersama Joan Mir) dan Yamaha pada 2021 (dengan Fabio Quartararo).
“Situasi Marc benar-benar rumit dari sudut pandang pembalap dengan cederanya, tapi juga dari sudut pandang perusahaan, tidak mudah bagi teknisi kami untuk melakukan perjalanan kembali ke Jepang, jadi mereka harus tinggal di Eropa,” tegas Puig.
“Mereka tidak dapat mengembangkan motor seperti yang biasa mereka lakukan di tahun sebelumnya karena mereka tidak akan kembali (ke pabrik) dan bertukar banyak informasi".
"Jadi tiba-tiba dalam aktivitas balapan (covid) seperti ini Anda kehilangan ini, tapi beginilah,” ucap Puig.
“Jadi tiba-tiba suatu hari Anda pergi ke sana dan Anda kehilangan dua persepuluh, lalu empat per sepuluh, lalu satu detik dan kemudian Anda hanya tinggal sejarah," kata Puig dengan tegas.
"Saya tidak berpikir itu adalah momen tertentu, tapi kebetulan progresif dari masalah yang membawa kita ke situasi saat ini,” tutur Puig.